Nusaibah, Sang Singa Betina yang Kematiannya Disambut Ribuan Malaikat
Nusaibah; Singa Betina yang Kematiannya Disambut Ribuan Malaikat
Saat ajal menjemputnya, langit yang cerah langsung berubah menjadi gelap.
Oleh Syahruddin El-Fikri
SAJADA.ID—Sahabat yang dirahmati Allah SWT.
Kisah ini mungkin telah sering kita dengar. Namun, sekadar mengingatkan kembali tentang perjuangan wanita mulia ini. Semoga dapat mengembalikan ghirah kita untuk juga mampu meneladani beliau, wanita yang " berhati baja", singa betina, yang kematiannya membuat ribuan malaikat menyambutnya.
Nusaibah Binti Ka’ab radhiyallahu anha, namanya tercatat dalam tinta emas penuh kemuliaan. Bahkan kematiannya mengundang ribuan malaikat untuk menyambutnya.
Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur. Suaminya, Said sedang beristirahat di bilik tempat tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nusaibah menerka, itu pasti tentara musuh. Sebagaimana diketahui, menjelang peperangan terjadi, situasi begitu mencekam. Dan beberapa hari itu ketegangan memuncak di kawasan Gunung Uhud. Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya dan masuk ke kamarnya. Suaminya yang sedang tertidur, dengan halus ia bangunkan untuk segera menyambutt perintah Rasulullah.
Baca Juga: Kisah Mutiah, Sosok Wanita Ahli Surga
“Suamiku tersayang,” kata Nusaibah. “Aku mendengar pekik suara menuju ke Uhud. Mungkin orang-orang kafir telah menyerang.”
Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Dia menyesal mengapa bukan dia yang mendengar suara itu. Malah isterinya. Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri. Dia memberi sebilah pedang kepada Said. “Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang.”
Said memandang wajah isterinya. Setelah mendengar perkataannya itu, tak pernah ada keraguan padanya untuk pergi ke medan perang. Dengan gagah dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju ke utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu semakin mengobarkan keberanian Said.
Baca Juga: Kisah Umar yang Menangis karena Nasihat Perempuan Tua
Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda yang nampaknya sangat gugup.
“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru saja gugur di medan perang. Beliau syahid ” ucapnya.
Baca Juga: Gadis Cantik dari Bani Nakha
Nusaibah tertunduk sebentar. Ia kemudian mengucapkan kata istirja’. “Inna lillah wa inna ilaihi rajiun ..” ucapnya. “Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”
Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat, Nusaibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan,