Home > Situs

Siapakah Kaum Shabiun yang Disebut dalam Al-Quran?

Kaum Shabi#039un diduga tinggal di Kota Harran, Irak.

Menurut Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsir Ibnu Katsir, yang menerangkan makna surah Al Baqarah ayat 62 di atas, Shabi`un itu adalah umat terdahulu yang suka berbuat baik dan menaati segala perintah Allah.

Adapun orang 'Mukmin atau beriman' dalam ayat di atas, jelas Ibnu Katsir, adalah orang yang beriman kepada Nabi Muhammad SAW, baik setelah diutus maupun sebelum diutus, seperti Qis bin Saidah al-Ayadi, Zaid bin Umar, Waraqah bin Naufal, Barra asy-Syinni, Abu Dzar al-Ghifari, Salman al-Farisi, Pendeta Buhaira, dan delegasi Najasyi.

Dalam Asbabun Nuzul mengenai ayat 62 surah Al Baqarah, diterangkan bahwa Salman Al-Farisi pernah bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai penganut agama orang-orang terdahulu, termasuk dirinya, sebelum memeluk Islam. Saat itu, Rasul SAW mengatakan bahwa mereka berada di neraka. ''Awalnya, aku merasa gelap. Namun, turunnya ayat 62 surah Al Baqarah tersebut menjadi teranglah dunia bagiku,'' jelasnya.

Berita Terkait:

Sisa Kehancuran Kaum Tsamud

Kota Tsamud yang Menjadi Warisan Dunia

Situs-Situs Bersejarah

Ibnu Katsir menambahkan, orang Yahudi dan Nasrani dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang dinisbatkan kepada Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS. Sementara itu, mengenai Shabi`un, kata Ibnu Katsir, memang terjadi ikhtilaf atau perbedaan pendapat di kalangan mufasir. Sebagian berpendapat, mereka adalah sesuatu yang mengikuti fitrahnya. Mereka tidak memiliki agama yang ditetapkan dan diikuti. Karena itu, kaum musyrik menjuluki mereka yang masuk Islam dengan kata Shabi`i yang berarti ia keluar dari agama lainnya.

Sementara itu, tambah Ibnu Katsir, ulama lain mengatakan bahwa mereka dinamai Shabi`un sebab mereka keluar dari agama Yahudi, lalu menyembah malaikat dan bintang-bintang.

Syauqi Abu Khalil dalam kitabnya Athlas Al-Qur`an menjelaskan, orang Shabi`un yang disebutkan dalam Al Quran adalah orang-orang yang hanif dan bertauhid kepada Allah SWT. Mereka datang lebih dahulu daripada orang-orang Yahudi ataupun Nasrani. Dalam Athlas Hadits, Syauqi menyebutkan, kaum Shabi`un ini adalah pengikut agama Nabi Nuh AS.

Mereka hanya menyembah Allah SWT sebagai pencipta alam semesta ini. Mereka juga mengakui dan membenarkan akan dikembalikannya fisik umat manusia kelak pada hari kiamat. Kemudian, akidah mereka berkaitan dengan planet dan bintang-bintang sehingga mereka dituduh sebagai penyembah berhala.

Baca Juga: Lokasi yang Diduga Menjadi Tempat Turunnya Nabi Isa

''Shabi`un atau Shabi`ah merupakan satu kelompok keagamaan yang sudah ada sejak dulu dan hingga kini masih ada. Kelompok ini hidup di sebelah utara Irak, yakni Harran. Sebagian mereka ada yang pindah ke Baghdad dan daerah lainnya pada masa Abbasiyah I. Di antara mereka ada juga yang memeluk Islam,'' tulis Syauqi.

Dalam Tafsir Al-Mukhtashar (Markaz Tafsir Riyadh), yang berada di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram, menyebutkan bahwa kaum shabiún adalah sekelompok umat nabi-nabi terdahulu.

Sebagamana diketahui, seperti dijelaskan dalam Kitab Nuruzh Zhalam, syarah Aqidatul Awwam, karya Syekh Nawawi bin Umar Al Jawi al Bantani, disebutkan jumlah Nabi Allah itu sebanyak 124 ribu orang, sedangkan jumlah Rasul sebanyak 313 orang. Dari sekian banyak itu, sedikitnya ada 25 nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Quran, selebihnya tidak disebutkan. Karena itu, bisa jadi kaum shabi’un adalah umat nabi terdahulu sebagaimana dijelaskan dalam berbagai kitab tafsir.

× Image