Bolehkah Menjawab Salam Ketika Shalat
Bolehkah Menjawab Salam Ketika Shalat
Sahabat Rumah Berkah yang dirahmati Allah SWT
Saat sedang melaksanakan ibadah shalat, terutama sendirian di rumah atau di tempat lain, ada tamu yang berkunjung dan memberi salam. Apakah kita harus menjawab salam tersebut, ataukah kita harus membatalkan shalat, atau meneruskan shalat?
Hadis berikut ini adalah contoh yang dilakukan Rasulullah SAW saat beliau sedang melaksanakan shalat dan salah seorang sahabat memberikan salam padanya.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنْتُ أُسَلِّمُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ فَيَرُدُّ عَلَيَّ فَلَمَّا رَجَعْنَا سَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ وَقَالَ إِنَّ فِي الصَّلَاةِ لَشُغْلًا
"Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudhail dari Al A'masy dari Ibrahim dari 'Alqamah dari 'Abdullah radhiallahu'anhu berkata, "Aku pernah memberi salam kepada Nabi ﷺ ketika beliau sedang salat maka beliau membalas salamku. Ketika kami kembali (dari negeri An-Najasyi), aku memberi salam kembali kepada beliau namun beliau tidak membalas salamku. Kemudian beliau berkata, "Sesungguhnya dalam salat terdapat kesibukan." (HR. Bukhari 1140, Fathul Bari No. 1216).
Dalam hadis lain yang juga diriwayatkan oleh Bukhari disebutkan:
حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ شِنْظِيرٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ بَعَثَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَاجَةٍ لَهُ فَانْطَلَقْتُ ثُمَّ رَجَعْتُ وَقَدْ قَضَيْتُهَا فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَوَقَعَ فِي قَلْبِي مَا اللَّهُ أَعْلَمُ بِهِ فَقُلْتُ فِي نَفْسِي لَعَلَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَدَ عَلَيَّ أَنِّي أَبْطَأْتُ عَلَيْهِ ثُمَّ سَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَوَقَعَ فِي قَلْبِي أَشَدُّ مِنْ الْمَرَّةِ الْأُولَى ثُمَّ سَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَرَدَّ عَلَيَّ فَقَالَ إِنَّمَا مَنَعَنِي أَنْ أَرُدَّ عَلَيْكَ أَنِّي كُنْتُ أُصَلِّي وَكَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ مُتَوَجِّهًا إِلَى غَيْرِ الْقِبْلَةِ
"Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar, telah menceritakan kepada kami 'Abdul Warits, telah menceritakan kepada kami Katsir bin Syinzhir dari 'Atha' bin Abu Rabah dari Jabir bin 'Abdullah radhiallahu'anhu berkata, Rasulullah ﷺ mengutusku untuk menyelesaikan keperluan beliau. Maka aku berangkat kemudian kembali setelah menuntaskan tugasku itu, lalu aku menemui Nabi ﷺ. Aku memberi salam kepada beliau namun beliau tidak membalas salamku. Kejadian itu menimbulkan kegusaran dalam hatiku yang hanya Allah sajalah yang lebih mengetahuinya. Kemudian aku berkata dalam hatiku, barangkali Rasulullah ﷺ menganggap aku terlambat menunaikan tugas dari beliau. Kemudian aku memberi salam kembali dan lagi-lagi beliau tidak membalasnya. Timbul lagi kegusaran dalam hatiku yang lebih besar dari yang pertama. Kemudian aku memberi salam lagi, lalu beliau membalasnya seraya berkata, "Sesungguhnya yang menghalangiku buat menjawab salammu adalah karena aku sedang melaksanakan salat." Saat itu beliau sedang berada di atas hewan tunggangannya yang tidak menghadap ke arah kiblat." (HR. Bukhari No. 1141, Fathul Bari No. 1218).
Dalam riwayat lain dikatakan, ketika sedang shalat lalu ada yang memberi salam, maka dia hendaknya mengeraskan bacaannya dalam shalat itu, sebagai isyarat kepada orang yang memberi salam. Hal ini dimaksudkan bahwa yang bersangkutan sedang melaksanakan shalat, dan tidak diperkenankan menjawab salam atau kegiatan maupun perbuatan apapun di luar dari shalat. Wallahu A'lam.
Syahruddin El Fikri/Rumah Berkah