Kayak Wali Majdub, Dikira Hanya Seorang Budak Dekil...
Seorang budak meminta kepada laki-laki yang membelinya. “Wahai tuanku, sesungguhnya aku ingin membuat perjanjian denganmu, sebelum tuan membawaku.”
“Katakanlah, apa keinginanmu,” jawab laki-laki tersebut.
“Pertama, tuan jangan menghalangiku menunaikan shalat fardhu, apabila telah datang waktunya. Kedua, tuan boleh memerintahku sekehendak hati tuan pada siang hari, tapi tidak boleh memerintahkanku di waktu malam. Ketiga, tuan menyediakan sebuah tempat khusus untukku di rumah tuan, dan tidak boleh ada seorang pun yang boleh memasukinya,” kata si budak ini.
“Baik, aku menyetujuinya,” jawab si laki-laki tersebut.
Sesampainya di rumah si majikan, si budak ini dipersilahkan memilih ruangan yang dia inginkan. “Lihatlah kamar-kamar itu dan silahkan pilih untukmu,” ujar laki-laki yang telah menjadi tuannya.
Maka, si budak ini kemudian berkeliling dan menemukan sebuah ruangan yang tidak terawat dan dalam keadaaan rusak parah. “Saya memilih kamar yang ini saja,” ujarnya.
Baca Juga: Istri Ngambek Karena Suaminya Suka Menerima Tamu, Endingnya..
Tuannya ini pun kaget dengan pilihan si budak tersebut. “Mengapa engkau memilih ruangan yang tak terawat dan kotor ini,” tanyanya.
“Tidak mengapa tuan, saya rela menempati tempat tersebut,” ujarnya.
Maka sejak saat itu, resmilah si budak ini tinggal bersama tuannya. Sesuai dengan perjanjian, si budak akan taat mematuhi perintah tuannya di siang hari, dan di malam harinya ia gunakan untuk beribadah kepada Allah.
Setelah sekian lama berjalan, suatu malam si empunya rumah berkeliling di sekitar rumah hingga ia melewati kamar si budak. Alangkah kagetnya ketika ia menyaksikan di kamar itu penuh dengan cahaya. Sementara itu, ia melihat si budak itu tengah bersujud kepada Allah.
“Wahai Tuhanku, Engkau wajibkan diatas pundakku ini hak tuanku dan aku melayaninya di siang hari. Seandainya tidak ada kewajiban itu, tentu aku akan menggunakan waktu malam dan siangku untuk mengabdi ke hadirat-Mu. Maka, sekarang terimalah alasanku itu sebagai uzur bagi hamba,” doa si hamba terdengar di telinga majikannya.
Maka segeralah si majikannya ini pergi ke kamarnya sendiri. Di kamar, ia menceritakan kejadian yang baru saja diperhatikannya.
Keesokan malamnya, ia bersama istrinya kembali menuju ruangan si hamba sahaya. Keduanya kembali mendapati ruangan si hamba ini penuh dengan cahaya yang bersinar terang.