Home > Hikmah

Sujud Terakhir Shida

Setan adalah musuh nyata bagi manusia, ia tak berhenti menggoda dan menjerumuskannya pada lembah yang hina.

Beberapa waktu kemudian, dua sadara Lina datang. Mereka akan menjemput sang adik, Lina. Shida dengan tenang menemui keduanya. Ia berkata kepada saudara-saudara Lina. “Saudari kalian meninggal karena sakit. Aku sudah menguburkannya dengan layak.”

Mengetahui adiknya meninggal dunia, keduanya bersedih. Merka tak menyangka, kepergian keduanya untuk berjihad dan mempertaruhkan nyawa, ternyata masih hidup. Sebaliknya adiknya yang tinggal jauh dari lokasi peperangan justru meninggal dunia.

“Mungkin sudah takdirnya,” pikir keduanya. Mereka pun menyampaikan terima kasih atas perawatan Shida kepada saudari perempuannya, lalu berpamitan.

Sekian hari kemudian, salah satu saudara Lina bermimpi. Dalam mimpinya, datang seorang lelaki berserban hitam berkata:"Lina tidak mati karena sakit. Ia dibunuh oleh Shida dan dikubur di bawah lantai rumahnya.

Mimpi itu terulang selama tiga malam. Saudara Lina tak percaya. Namun Ia penasaran.

Mereka pun mendatangi kembali Shida. Dan menyampaikan mimpi yang dialaminya. Pucat pasi Shida seketika. Ia pun mencari-cari alasan. Namun, alasannya selalu mudah dipatahkan, hingga akhirnya kedua saudara ini menggali tempat yang ditunjukkan. Dan di sana, mereka menemukan jasad Lina dan bayinya.

Shida pun ditangkap atas tuduhan pembunuhan dan perzinaan. Penduduk desa sangat geram. Tokoh yang mereka hormati dan dimuliakan, ternyata seorang pembunuh. Warga berteriak, “Wahai penghianat! Rahib palsu. Hukum dia.”

Akhirnya, Shida disidang dan ia diputuskan bersalah. Ia di penjara, dan eksekusi mati.
Di dalam penjara, Shida menggigil ketakutan. Ia tahu ajalnya dekat.

Dan saat malam terakhir menjelang eksekusi, datanglah seseorang tak dikenal, menyelinap ke dalam selnya. Wajahnya gelap, matanya merah membara.

“Akulah yang mendampingimu sejak awal,” bisiknya.

“Akulah yang membujukmu menjaga Lina, yang membuatmu mendekat, dan yang menuntun tanganmu membunuh.”

Shida menunduk. Air matanya mengalir. Ia menyesali perbuatannya.

Lelaki tak dikenal itu berkata: “Aku bisa menyelamatkanmu,” ujarnya.

Shida terkejut. “Bagaimana caranya?
“Mudah saja, asal kau turuti permintaanku,” katanya.

“Apa itu,” tanya Shida.

“Patuhlah padaku, dan bersujudlah. Maka aku akan menyelamatkanmu,” kata lelaki itu.

Shida terdiam. Ia menolak permintaan itu. “Tak mungkin aku melakukan itu,” kata Shida.
Lelaki misterius ini berkata: “Nggak apa-apa jika engkau menolak. Berarti aku tak bisa membantumu,” ujarnya.

Shida kebingungan. Waktu eksekusi semakin dekat. Akhirnya Shida berkata: “Apakah engkau yakin bahwa eksekusiku akan lepas bila aku bersujud padamu?” Iman Shida mulai goyah.

“Iya,” jawab lelaki misterius itu singkat.

“Tapi aku takut ada orang yang tahu.”

“Tak ada yang tahu. Satu sujud saja, dan besok kau bebas,” jelas lelaki misterius tersebut.
Putus asa. Takut. Dan yakin tak ada jalan kembali. Maka Shida bersujud.

Dan saat dahinya menyentuh tanah, lelaki misterius itu tertawa dan berkata:

إِنِّي بَرِيٓءٞ مِّنكَ إِنِّيٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلۡعَٰلَمِينَ

“Sesungguhnya aku berlepas diri darimu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-Hasyr: 16).

Shida terkejut. Pria tua itu baru menyadari, ternyata lelaki misterius itu adalah iblis yang terkutuk. Shida terkena serangan jantung seketika dan akhirnya mati.

Di pagi harinya, Shida ditemukan dalam keadaan bersujud, meninggal dalam kekufuran, dan terhapus seluruh amal selama 70 tahun.

***

Shida dalam kisah ini adalah Barsisa. Tokoh rahib dalam cerita bani Israil. Ia adalah gambaran banyak manusia: tekun ibadah, tokoh masyarakat, tokoh terhormat dan kerap dimuliakan, tapi lupa menjaga hati, ia menipu, mencuri uang rakyat (koruptor). Berjas dan berdasi, tapi menipu dan berbuat curang. Hukum dipermainkan.

"Sesungguhnya setan itu musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuhmu. Ia hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. Fathir: 6)

Dari kisah ini, kita bisa banyak ambil pelajaran. (1) Setan menggoda secara bertahap.(2) Khalwat, apalagi bersama lawan jenis akan membuka pintu zina.(3) Ibadah tak cukup tanpa ilmu dan penjagaan diri.(4) Tak ada jaminan akhir yang baik tanpa terus menjaga iman.

Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah SWT. (Syahruddin El Fikri/sajada.id)

× Image