Home > News

Biochar Hadirkan Peluang Usaha dan Alternatif Penyediaan Pupuk Organik

Peningkatan SDM sangat diperlukan sehingga dapat mendukung kelapa sawit berkelanjutan. Selain mendukung devisa negara juga mendorong kesejahteraan petani.
KETERANGAN FOTO: (Kiri ke kanan) Ketua Aspekpir Rokan Hulu Adelin, Ketua KUD Tani Sejahtera Barikun, Direktur Eksekutif Aspekpir Efendi Pasaribu, Ketua Umum Aspekpir Setiyono, Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan (Kadisnakbun) Rokal Hulu CH Agung Nugroho, Kepala Desa Bono Tapung Riyanto dan Ketua Aspekpir Riau Sutoyo, Rabu (18/6/2025).
KETERANGAN FOTO: (Kiri ke kanan) Ketua Aspekpir Rokan Hulu Adelin, Ketua KUD Tani Sejahtera Barikun, Direktur Eksekutif Aspekpir Efendi Pasaribu, Ketua Umum Aspekpir Setiyono, Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan (Kadisnakbun) Rokal Hulu CH Agung Nugroho, Kepala Desa Bono Tapung Riyanto dan Ketua Aspekpir Riau Sutoyo, Rabu (18/6/2025).

Biochar Hadirkan Peluang Usaha dan Alternatif Penyediaan Pupuk Organik

SAJADA.ID, ROKAN HULU – Para petani sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) kembali menggelar praktik pembuatan Biochar berbahan dasar tandan kosong (tankos) di Desa Bono Tapung, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Selasa (17/6/2025). Kegiatan yang didukung Badan Pengelolaan Dana Perkebunan (BPDP) ini diikuti oleh puluhan petani kelapa sawit yang berasal dari sejumlah koperasi.

Seratusan peserta menghadiri acara ini. Mereka berasal dari lima desa yakni Desa Bono Tapung, Dayo, Kumain, Tapung Jaya, dan Desa Boncah Kusuma. Mereka tergabung dalam koperasi kelapa sawit KUD Tani Sejahtera, Dayo Mukti, Karya Mukti, Makarti Jaya, dan KUD Bangkit Usaha Makmur.

“Praktik pembuatan biochar ini merupakan kegiatan kedua setelah bulan Mei lalu sukses dilaksanakan di Desa Batang Batindih, Kabupaten Kampar,” kata Setiyono saat memberikan sambutan di acara ‘Praktek Pembuatan Biochar dari Tandan Kosong Sawit sebagai Pembenah Tanah dan Produk Bernilai Ekonomi Skala UKMK’ di Aula Kantor Desa Bono Tapung, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Selasa (17/6/2025).

Menurutnya, selain sebagai lumbung wawasan dalam memanfaatkan limbah sawit sebagai pupuk dan pembenahan tanah, kegiatan ini juga menjadi peluang usaha bagi petani. Sebab biochar ini berpotensi untuk menjadi produk ekonomis skala UKMK. Tentu juga dapat menambah penghasilan bagi petani.

“Kita ingin petani lebih kreatif dalam memanfaatkan limbah kelapa sawit seperti tankos untuk mendukung produktifitas kebun kelapa sawitnya. Kemudian juga menekan kebutuhan dalam pemeliharaan seperti pupuk. Juga membuat peluang usaha bagi petani kelapa sawit untuk penghasilan tambahan,” paparnya.

Kepala Desa Bono Tapung, Riyanto mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warganya yang memang mayoritas petani kelapa sawit. “Workshop ini kegiatan yang sangat bermanfaat bagi petani, terutama dalam menambah wawasan dalam pemanfaatan limbah tankos,” ujarnya.

Riyanto juga menjelaskan kegiatan ini juga dapat dimanfaatkan petani dalam mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik untuk perawatan kebun kelapa sawitnya. “Harga pupuk kimia cukup tinggi sehingga ini menjadi cara alternatif untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik,” tuturnya.

“Kami berharap petani manfaatkan sebaik-baiknya kegiatan ini. Sebab, kita terpilih sebagai peserta kegiatan ini yang hanya digelar Aspekpir di tiga kabupaten. Yakni Kabupaten Rokan Hulu, Kampar dan Kabupaten Pelalawan,” ungkapnya.

Kepala Divisi UKMK BPDP Helmi Muhansah berharap kegiatan ini dapat benar-benar dimanfaatkan oleh petani. Mulai dari praktik hingga penerapannya di kebun kelapa sawitnya. “Bahkan kita sangat berbahagia jika setelah kegiatan ada wujud produk yang bisa dihasilkan. Misalnya pupuk organik yang kemudian dapat diperjualbelikan skala UKMK oleh petani,” terangnya saat hadir lewat virtual zoom.

Langkah yang dilakukan Aspekpir ini, kata Helmi, merupakan bentuk dukungan dalam sisi huluisasi yang juga tengah digenjot oleh pemerintah. Yakni meningkatkan produksi kebun kelapa sawit masyarakat.

× Image