Kebaikan yang Diberikan Hakikatnya untuk Diri Sendiri

SAJADA.ID--Berbuat baik pada setiap makhluk hidup adalah perintah agama. Umat Islam diwajibkan untuk selalu membantu orang-orang yang memerlukan pertolongan.

Membantu tidak hanya dalam bentuk harta, tetapi juga bisa tenaga dan pikiran. Yang bisa membantu dengan harta, lakukanlah dengan hartanya, yang bisa membantu dengan tenaganya bantulah dengan tenaganya. Dan yang bisa membantu dengan pikiran, maka dia dapat membantu dengan pikirannya.

Pendek kata, apa yang bisa diberikan, bantulah sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Yang tak berpunya tidak perlu membantu dengan harta, apalagi sampai berutang pada orang lain. Yang punya kelebihan rezeki berupa harta, bantulah sesuai dengan kemampuannya.

Istilahnya, seekor gajah bisa membantu seekor sapi atau kambing. Dan seekor belakang bisa membantu dengan seekor semut. Bukan sebaliknya, seekor semut mau membantu dengan menyumbang gajah atau sapi, sementara si gajah hanya menyumbang seekor semut. Ilustrasi ini menunjukkan pentingnya membantu sesuai dengan kemampuannya.

Dan yang perlu diketahui, bantuan yang diberikan hakikatnya adalah untuk dirinya sendiri. Kebaikan itu bukan untuk orang lain. Artinya ia membantu orang lain, sebenarnya dia sedang membantu dirinya sendiri.

Ada ungkapan menarik yang bisa dijadikan pegangan. Man Manna Min Mannin Munna Min Mannihi. Artinya; kebaikan yang diberikan pada orang lain sesungguhnya akan kembali pada dirinya sendiri.

Baca Juga: Man Manna Min Mannin Munna Min Mannihi, Apa Maksudnya?

Oleh karena itu, teruslah berbagi untuk membantu sesama, karena sesungguhnya bantuan itu justru untuk diri kita sendiri.

(Syahruddin E/sajada.id)

https://youtube.com/shorts/-Ur_UmSax0o?si=ZpitOH2YZAkm9aix