Antara Medsos dan Ruwaibidhah
Kepada siapapun yang bicara agama tapi bukan ahli dan dengan sembrono menyampaikan fatwa tanpa dasar ilmu dan kriteria pemberi fatwa, jangan lupa dengan riwayat hadis berikut ini:
أَجْرَؤُكم على الفُتْيا أجرؤكم على النار (الدارمى عن عبيد الله بن أبى جعفر مرسلاً)
Hadis: “Orang yang paling bersegera untuk berfatwa adalah orang yang paling segera ke neraka” (HR Darimi dari Ubaidillah bin Abi Ja’far secara mursal).
Karena itu, bijaklah bermedia sosial. Waspadalah terhadapnya. Ambil sisi positifnya, dan tinggalkan yang buruknya.
Al-Quran mengingatkan:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?" (QS. Aṣ-Ṣaff [61]:2)
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ
"(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (QS. Aṣ-Ṣaff [61]:3)
Wallahu A'lam.
(Syahruddin El Fikri/sajada.id)