Home > Agama

Para Dai Dewan Dakwah Siap Dilepas dan Berkiprah untuk Umat

Para dai diharapkan mampu memberikan tekanan bagi umat.
Para Dai Dewan Dakwah Siap Dilepas dan Berkiprah di Masyarakat. (Dokpri)
Para Dai Dewan Dakwah Siap Dilepas dan Berkiprah di Masyarakat. (Dokpri)

Para Dai Dewan Dakwah Siap Dilepas dan Berkiprah untuk Umat 

Jakarta-Lembaga Amil Zakat Nasional Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (LAZNAS DDII) menggelar pelepasan para dai yang akan ditugaskan ke berbagai wilayah pedalaman. Kegiatan dilaksanakan Selasa (10/09/2024) di Wisma Nusantara V DPR/MPR RI. Kegiatan yang bertajuk “Dari Pedalaman Membangun Peradaban yang Berkelanjutan” ini untuk kedua kalinya dilaksanakan di tempat yang sama, di gedung wakil rakyat.

Hadir dalam kegiatan tersebut tidak kurang dari 400 orang dari berbagai unsur, pengurus dan pembina DDII Pusat, perwakilan Dewan Dakwah daerah, pimpinan dan dosen STID Mohammad Natsir, 17 lembaga mitra LAZNAS DDII, dan tak ketinggalan 137 dai-daiyah, alumni STID Mohammad Natsir yang siap diterjunkan ke berbagai pelosok negeri sehari sesudah pelepasan.

Daerah pedalaman yang selama ini dipandang sebelah mata, menjadi perhatian khusus oleh Dewan Dakwah. Dalam sambutannya, Ust. Avid Solihin, M.M. menyampaikan, “Sejak di awal didirikan, konsen Dewan Dakwah memang pada pengawalam aqidah umat. Kenapa tidak mengambil pendidikan, karena sudah ada Muhammadiyah yang menggawangi. Kenapa tidak pesantren, karena sudah ada Nahdatul Ulama yang merintis sejak awal berdirinya pesantren. Jadi konsen Dewan Dakwah pada kaderisaai umat.

Di awal-awal berdirinya Dewan Dakwah, konsen Pak Natsir adalah lima daerah yang membutuhkan pengawalan akidah, seperti Nias, Mentawai, Lampung, NTT, dan NTB.Menjaga cita-cita Dewan Dakwah untuk terjaganya estafet dakwah, STID Mohammad Natsir sebagai kampus kaderisasinya Dewan Dakwah mewajibkan mahasiswa melewati beberapa tahap.

Rektor STID Mohammad Natsir, Dr. Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I. menyampaikan, Pertama, dua tahun pertama mahasiswa harus berasrama, dengan berasrama diharapkan akan terbentuk karakter ke-dai-an melalui pembelajaran keislaman, tahsin-tahfidz, dan penguatan bahasa; Kedua, dua tahun ke dua wajib tinggal di masjid melalui program Komunitas Pecinta Masjid atau KPM agar mahasiswa mulai bersosialisasi dengan umat (-mahasiswi tetap di asrama namun diwajibkan mengikuti kegiatan KPMT-Komunitas Pecinta Majelis Taklim); Ketiga, Pengkaderan berbasis masyarakat melalui pengabdian lapangan ke berbagai wilayah pedalaman selama dua tahun.

Langkah yang diambil Dewan Dakwah dengan LAZNAS DDII sebagai penyangga utamanya ini pun didukung penuh oleh Ketua MPR Periode 2004-2009 dan Wakil Ketua MPR Periode 2019-2024, Dr. Hidayat Nur Wahid, Lc. MA. Politisi senior dari Fraksi PKS ini dari tahun ke tahun memberikan perhatian tidak sekadar dalam membangun komunikasi di lingkungan DPR/MPR, tetapi dukungan dalam bentuk lain di antaranya adalah nasihat penting bagi para dai-daiyah.

Banyak hal yang ia pesankan dalam kegiatan pelepasan tersebut. Tahniah kepada para guru ngaji mengawali pesan beliau. Pemilihan kata 'guru ngaji’ menurut beliau tentu bukan mempersempit makna dai hanya jadi guru ngaji, tetapi untuk mendekatkan bahwa dakwah adalah kebersamaan. Penyebutan guru ngaji ingin mendekatkan dakwah dengan umat.

Selanjutnya Hidayat mengingatkan pada guru ngaji yang akan diberangkatkan ke daerah tugas masing-masing bagaimana Rasulullah mengawali dakwahnya dengan menyeru kaum Quraisy dari Bukit Shafa, tradisi para pemuka Qurasiy ketika ingin menyampaikan sesuatu. Dari Shafa, Rasulullah menyerukan “Ya shahabah ana nadziran qaryan!”

Hidayat juga tak lupa mengingatkan, sebagai bagian dari estafet kaderasasi Mohammad Natsir, dai-daiyah harus memegang teguh kaidah-kaidah dakwah yang sudah terangkum dalam buku Fiqhud Dakwah Mohammad Natsir.

Mohammad Natsir dalam sejarahnya telah menyelamatkan bangsa dengan NKRI, generasi selanjutnya perlu merawat dan melanjutkan dakwah agar terus berkelanjutan.

× Image