Home > Pustaka

Empat Hal Ini Dapat Menghilangkan Keistimewaan Seseorang

Bila empat hal itu hilang, maka dirinya tak lebih baik daripada hewan.
Kitab Nasha'ihul Ibad, karya Syekh Nawawi bin Umar Al Jawi Al Bantani.
Kitab Nasha'ihul Ibad, karya Syekh Nawawi bin Umar Al Jawi Al Bantani.

Empat Hal Ini Dapat Menghilangkan Keistimewaan

Oleh Syahruddin El Fikri

SAJADA.ID--Sahabat yang dirahmati Allah SWT. Setiap manusia senantiasa dihiasi dengan nafsu (keinginan) akan sesuatu. Terkadang, karena begitu terpikatnya dengan sesuatu itu, maka ia kerap melupakan akal sehatnya, melupakan agamanya, melupakan rasa malunya, dan melupakan amal salehnya.

Syekh Nawawi bin Umar Al Jawi Al Bantani dalam kitabnya Nasha'ihul Ibad, mengutip dari penjelasan Ibnu Hajar Al Asqolani, menjelaskan, ada empat hal yang dapat menghilangkan keistimewaan pada diri seseorang, akibat dikuasai oleh nafsu. Apa saja keempat hal tersebut? Berikut penjelasannya.

أَرْبَعَةٌ جَوَاهِرٌ فِي جِسْمِ بَنِي آدَمَ يُزِيلُها اربَعَةُ اشْيَاءَ، اما الجواهِرُ العقل، والدين، والحياء، والعَمَلُ الصالح، فالغَضَبُ يُزِيلُ العَقْلَ، والحَسَدُ يُزِيلُ الدِينَ، وَالطَّمَعُ يُزِيلُ الحياءَ، والغِيْبَةُ يُزِيلُ العَمَلَ الصالح

"Ada empat mutiara atau keistimewaan dalam setiap diri anak cucu Adam yang akan hilang oleh empat hal, yakni akal, agama, rasa malu dan amal saleh. Marah akan menghilangkan akal, hasad akan menghilangkan agama, tamak (rakus/serakah) akan menghilangkan rasa malu, dan ghibah akan menghilangkan amal saleh."

Pertama, kata Syekh Nawawi, yang dapat menghilangkan keistimewaan seseorang itu adalah sikap pemarah. Sebab, bila dirinya marah, maka hal itu akan membuatnya kehilangan akal sehatnya.

Dalam sebuah riwayat diceritakan, bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda: "Wahai Muawiyah, jauhilah marah-marah. Karena marah itu dapat merusak iman, seperti seekor jadaam merusak madu."

Dalam riwayat lain dikatakan: "Ada seorang pemuda mendatangi Rasulullah SAW dan kemudian meminta nasihat kepada beliau, yang dengan nasihat berharga itu diharapkan dia dapat hidup tenang. Ia pun meminta Rasulullah SAW memberikan nasihat singkat agar mudah diingat, dan tak banyak melakukan apapun. Akhirnya Rasul memberi nasihat singkat: "Ijtanib Al Ghadhaba. Jangan marah." Dan Rasul SAW mengulanginya hingga beberapa kali. (HR. Ahmad).

Kedua, kata Syekh Nawawi, perbuatan yang dapat menghilangkan keistimewaan itu adalah hasud. Hasud itu, kata ulama asal Tanara, Banten tersebut, dapat menghilangkan agamanya.

Rasul bersabda: "Jauhilah olehmu sikap hasud (dengki). Karena kedengkian dapat melahap sampai habis kebajikan-kebajikan sebagaimana api melahap dan menghabiskan kayu bakar."

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda:

عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا النَّاسَ

Dari Ibnu Mas'ud ia berkata, Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidak ada hasud (iri/dengki) kecuali pada dua hal; (pada) seseorang yang diberi harta oleh Allah, lalu ia membelanjakannya dalam kebenaran hingga meninggal dan seseorang yang dikaruniai hikmah oleh Allah, ia memutuskan perkara dengannya dan mengajarkan kepada manusia." (HR. Ahmad).

× Image