Isra Mikraj: Perjalanan Rasulullah SAW Menembus Tiga Alam. Apa Saja?
Pertana, waktu yang ditempuh hanya 1/3 malam. Dari berangkat di Masjidil Haram hingga ke Palestina, kemudian naik ke langit pertama hingga ketujuh, lalu beliau naik lagi hingga Sidratul Muntaha dan berjumpa dengan Allah SWT. Setelah itu, Rasulullah SAW kembali ke Masjidil Haram sebelum masuk waktu Shubuh. Sebagian ulama ada yang menyebutkan, perjalanan tersebut hanya memerlukan waktu sekitar tiga jam saja.
Padahal, dalam keadaan normal, pedagang dari Makkah menuju Palestina atau sebaliknya bisa menempuh waktu sekitar 30 hari dengan berkendaraan onta. Karena itulah, Allah SWT memulai ayat peristiwa Isra dan Mi’raj itu dengan kalimat Suhbanallah (Maha Suci Allah). Sebagai bentuk pengagungan dan kebesaran Allah. Karena tak akan mungkin manusia mampu melakukan perjalanan yang panjang ditempuh dalam waktu singkat.
Artikel Terkait:
Dahsyatnya Sedekah di Waktu Mustajab Ini
Kedua, berjumpa dengan para Nabi dan Rasul-Rasul Allah, sejak zaman Nabi Adam hingga Nabi Isa Alaihimussalam (AS). Beliau bahkan diminta menjadi imam shalat sunnat di Masjidil Aqsha, yang diikuti para Nabi dan Rasul Allah tersebut.
Ketiga, perjalanan Isra dan Mi’raj adalah perjalanan menembus tiga alam. Tiga alam itu adalah alam manusia (nasut), kemudian alam malaikat (malakut), dan alam ketuhanan (lahut). Alam manusia (nasut), perjalanan dari Makkah ke Palestina. Alam malaikat (malakut) perjalanan dari Palestina ke langit ketujuh. Sedangkan alam ketuhanan (lahut) dari langit ketujuh, menuju Sidratul Muntaha, Mustawa dan Arsy, berjumpa dengan Allah SWT.
Keempat, perjalanan Isra dan Mi’raj yang dialami Rasulullah SAW adalah perjalanan dengan jasad dan ruhnya. Bukan hanya ruh atau jasadnya saja, tetapi keduanya, yakni ruh dan jasad.
Kelima, mendapat perintah istimewa, yakni melaksanakan shalat. Berbeda dengan ibadah lainnya, seperti puasa, zakat, wudhu, atau lainnya, semuanya langsung melalui perintah yang disampaikan melalui ayat-ayat Al-Quran. Tetapi dalam kasus ini, perintah shalat, Rasulullah SAW dipanggil secara langsung oleh Allah untuk menerima perintah shalat lima waktu.