Romantisme Shalawat Tarhim yang Legendaris
Romantisme Shalawat Tarhim yang Legendaris
Oleh Juslich Hanafi
Mungkin sudah banyak sebelumnya yang mengulas Shalawat Tarhim, tetapi penulis disini ingin berbagi sisi romantisme masa kecil penulis, siapa sosok pelantun Sholawat Tarhim, dan bagaimana Sholawat Tarhim berpengaruh kuat terhadap masyarakat muslim Indonesia.
Ketika masih anak-anak, pernahkan sobat mendengar lantunan Sholawat Tarhim yang khas, yang diputar di masjid-masjid menjelang sholat Magrib atau Subuh? Mungkin di tempat lain juga diputar menjelang adzan sholat fardhu yang lain di masjid-masjid atau di musholla-musholla.
Tentu banyak yang mendengarnya terutama yang lahir tahun 60-an hingga 90-an. Atau generasi milenialpun masih bisa menikmat lantunan shalawat tersebut jika tradisi memutar sholawat tersebut masih berjalan di tempat tinggalnya hingga sekarang.
Di kampung penulis, Surabaya, sholawat ini ada yang menyebutnya sola-sola. Kalau sudah sola-sola artinya waktu adzan Magrib sudah menjelang. Di bulan Ramadan, bagi anak-anak ada semangat tersendiri kalau sudah mendengar Sholawat Tarhim, yang kemudian disusul dengan bunyi bedug yang dipukul bertalu-talu, tak lama kemudian adzan berkumandang yang artinya mereka sudah bisa membatalkan puasanya.
Baca Juga: Syekh Khalil Al Hushary; Sosok Pelantun Sholawat Tarhim
Meski tidak hafal teks Sholawat Tarhim, atau hanya bisa meniru-nirukan beberapa kata saja, dan tak paham maknanya, ada kedamaian mendengarnya, dan, lagu merdunya menempel di kepala dari usia belia hingga senja kala.
Sekarang, kemajuan zaman memudahkan kita semua mendapatkan teks Sholawat Tarhim beserta audionya yang bisa diunduh secara percuma di internet.
Berikut teks dalam bahasa Arab dan transliterasi Sholawat Tarhim beserta artinya: